Kalau dalam posting sebelumnya kita sudah membahas posisi harga BBM Indonesia dengan sesama negara ASEAN, sekarang coba kita lihat posisi kita dengan antar negara OPEC.
Dari tabel di atas, memang terlihat bahwa Indonesia ialah negara OPEC dengan harga BBM termahal, jauh lebih mahal daripada negara-negara OPEC lainnya. Venezuela ialah negara OPEC dengan harga BBM termurah di dunia, hanya sekitar Rp 285/liter!! Sedangkan UAE ialah negara OPEC dengan harga BBM termahal setelah Indonesia, yaitu sekitar Rp 3515/liter.
Kalau dilihat dari GDP, Indonesia berada di peringkat dua terendah di atas Irak, namun perlu kita ingat bahwa kondisi ekonomi Irak dalam keadaan hancur porak-poranda karena dijajah Amerika. GDP Indonesia kira-kira 1/10 dari GDP rata-rata anggota OPEC sebesar USD 18,639 per tahun. Negara OPEC dengan GDP per kapita tertinggi ialah Qatar sebesar USD 61,997 per tahun.
Cukup menarik juga bahwa ternyata negara OPEC pun masih mengimpor energi dari negara lain, entah dalam bentuk crude oil, natural gas atau petroleum gas. Kalau kita lihat, ternyata nilai impor migas Indonesia pada tahun 2006 hampir mendekati 80% dari nilai ekspor, atau dengan kata lain, surplus ekspor migas Indonesia hanya 23% atau USD 22.8 milyar dari total ekspor sebesar USD 98.6 milyar. Sementara umumnya negara OPEC lainnya menikmati surplus rata-rata 45%, di mana Kuwait dan Saudi Arabia menikmati surplus ekspor di atas 70%.
Sekarang kita sudah melihat bahwa Indonesia ialah negara OPEC dengan nilai surplus ekspor terkecil kedua setelah Irak yang sedang dijajah Amerika. Lalu bagaimana dengan konsumsi BBM antar negara-negara OPEC? Sebenarnya dengan jumlah penduduk 220 juta jiwa, mudah ditebak bahwa konsumsi BBM di Indonesia cukup besar. Lalu apakah semua kebutuhan BBM ini bisa dipenuhi dari dalam negeri?
Coba kita lihat tabel berikut ini.
Dari tabel di atas, kita bisa melihat bahwa produksi minyak mentah Indonesia hanyalah berada di posisi kedua terendah setelah Qatar, sebesar 883 ribu barrel per hari atau hampir 1/3 dari rata-rata produksi negara OPEC lainnya. Saudi Arabia ialah produsen minyak bumi terbesar di dunia sebesar 9.2 juta barrel per hari, jauh di atas negara-negara OPEC lainnya.
Kalau dilihat dari jumlah ekspor, Indonesia ialah negara OPEC dengan jumlah ekspor terkecil sebanyak 301 ribu barrel per hari, atau hanya 1/10 dari rata-rata ekspor negara OPEC lainya. Meskipun produksi Qatar sedikit lebih rendah dari Indonesia, tetapi jumlah ekspornya sampai 2x lipat dari Indonesia. Saudi Arabia mengekspor sampai 7.2 juta barrel minyak mentah per hari, 23x lipat dari jumlah ekspor Indonesia.
Bagaimana dengan konsumsi BBM kita? Konsumsi BBM (Refined Oil) kita sebenarnya bukanlah yang paling besar, meskipun jumlah penduduk Indonesia jauh lebih banyak dari negara-negara OPEC lainnya. Hal ini mungkin disebabkan karena masih banyak juga penduduk Indonesia yang tidak memiliki kendaraan bermotor pribadi.
Konsumsi BBM kita berada pada posisi ke-tujuh, masih lebih rendah dari Saudi Arabia dan Iran. Konsumsi BBM kita sekitar 1juta barrel per hari, atau 1.6x dari rata-rata konsumsi BBM negara OPEC. Negara OPEC dengan konsumsi BBM tertinggi ialah Iran sejumlah 1.6juta barrel per hari, mungkin disebabkan karena subsidi harga BBM di sana tinggi sekali.
Yang menarik, hanya tiga negara OPEC yang mengimpor sebagian BBM dari luar untuk memenuhi kebutuhan dalam negerinya, yaitu Irak, UAE dan Indonesia. Namun penting dicatat, bahwa hanya Indonesia-lah yang kebutuhan BBM-nya lebih besar dari produksi minyak mentahnya!
Irak mengimpor 2% kebutuhan BBM-nya dari luar negeri, namun mengekspor minyak mentah 122x lebih banyak dari impornya. UAE juga mengimpor 31% kebutuhan BBM-nya dari luar negeri namun mengekspor minyak mentah 37x lipat lebih banyak. Bagaimana dengan Indonesia? Hmm... Indonesia ternyata mengimpor sebanyak 45% kebutuhan BBM-nya dari luar negeri sementara jumlah ekspornya hanya 0.6x jumlah impor (barrel to barrel). Sedangkan kita tahu bahwa value crude oil pasti lebih rendah dari pada value refined oil... betapa malangnya Indonesia.
Dari data-data di atas, maka jelaslah bahwa Indonesia ialah negara importir minyak, bukanlah penghasil minyak seperti yang digembar-gemborkan dalam buku pelajaran SD-SMP. Masih untung karena ada tambahan ekspor LNG dan LPG maka nilai ekspor migas Indonesia masih surplus. Namun lambat laun, kalau tidak ada manajemen BBM yang baik di Indonesia, bisa jadi kondisi kita akan semakin memburuk...
No comments:
Post a Comment