Blog Announcement

Indonesiana - Anything about Indonesia
Gadget and Stuff - Gadget review and opinion
Destination Asia - Travel review

I hope you enjoy the new format...

Saturday, March 23, 2013

Berhati-hati dalam Membeli Asuransi


Tanpa bermaksud mendiskreditkan asuransi, saudara, atau kerabat yang bekerja di bidang asuransi khususnya asuransi jiwa dan pendidikan, ijinkan saya membagi pengalaman sebagai pemilik dan keluarga pemilik polis asuransi. Saya jadi teringat tagline dari sebuah perusahaan asuransi yang mengatakan bahwa seharusnya agen asuransi itu melindungi bukannya menyesatkan. Tagline ini tentunya memiliki makna yang sangat dalam dan pasti adalah insight yang didapatnya dari hasil riset pelanggan/masyarakat mengenai persepsi tentang agen asuransi.
Perlu saya jelaskan disini bahwa pada umumnya, perusahaan asuransi tidak berbohong, mereka akan melaksanakan penuh apa kewajiban-kewajiban mereka yang tertulis didalam polis. Namun masalahnya ada tiga, yaitu :
  1. Polis asuransi umumnya ditulis dalam bahasa yang hanya dimengerti oleh perusahaan asuransi
  2. Isi polis asuransi hanya bersifat umum, skenario premi dan hasil investasi yang diilustrasikan tidak pernah menjadi bagian dalam polis
  3. Agen asuransi umumnya tidak pernah menjelaskan seluruh resiko atau hal-hal yang tidak ditanggung dalam asuransi dan tidak jarang agen asuransi menjanjikan sesuatu yang ternyata tidak ada di dalam polis

Namun demikian bukanlah berarti kita tidak usah berasuransi, karena asuransi yang tepat dan benar tentunya akan meringankan beban kita ketika menghadapi suatu musibah. Menurut pengalaman saya, berikut ini ialah beberapa hal yang perlu diketahui ketika membeli produk asuransi, khususnya asuransi jiwa, pendidikan atau unit link/investasi.
  1. Pahami dan bedakan tiga peran utama dalam polis, yaitu pemilik atau pemegang polis, tertanggung atau peserta asuransi dan ahli waris atau yang ditunjuk. Tidak sedikit orang awam yang mengira bahwa pemegang atau pemilik polis ialah otomatis orang yang jiwa atau dirinya diasuransikan, padahal pemilik/pemegang polis ialah orang yang melakukan perjanjian kepada perusahaan asuransi dan umumnya orang yang berkewajiban membayarkan premi
  2. Yakinkan ilustrasi asuransi menjelaskan system pembayaran premi yang anda pilih, baik berkala maupun premi tunggal dan pastikan ilustrasi asuransi premi dilampirkan pada polis
  3. Pahami manfaat-manfaat yang ada pada asuransi anda dan skenario pembayarannya, full atau parsial menurut usia polis
  4. Jika ada investasi tambahan, kenali laju pertumbuhan investasi anda, tahun break even investasi atau nilai tunai (nilai tebus) polis dan masa lock up jika ada. Pastikan ROI anda lebih baik dari laju investasi konservatif seperti deposito. Pada umumnya investasi dalam asuransi ialah investasi jangka menengah dan panjang (>3 tahun)
  5. Pahami skenario asuransi anda, apa yang terjadi jika salah satu dari pemegang polis, tertanggung atau yang ditunjuk meninggal dunia. Pahami pada siapa pihak asuransi akan membayarkan manfaat dalam berbagai skenario (meninggal/akhir polis)
  6. Pahami hal-hal yang tidak menjadi tanggungan asuransi, pengecualian dan masa tunggu jika ada, khususnya untuk asuransi kesehatan

Menurut saya adalah kewajiban agen asuransi untuk menjelaskan semua poin diatas kepada calon pembeli asuransi sehingga kita tidak terjebak, tertipu, dan salah mengerti atas manfaat asuransi yang kita beli. Semoga!
  

Tuesday, December 27, 2011

Mengapa Busway Gagal Mengatasi Kemacetan Jakarta

Setelah sekitar 7 tahun beroperasi, Transjakarta atau yang lebih dikenal dengan Busway, ternyata tidak berhasil mengatasi kemacetan Jakarta atau menjadi transportasi cepat massal pilihan warga ibukota. Entah apakah memang Pemerintah (ie Dishub, Pemprov DKI, PU dll) tidak mengerti atau tidak mampu melakukan perubahan radikal untuk mengatasi kemacetan Jakarta. Program Transjakarta dibiarkan berdiri sendiri dan mereka (Pemerintah) dengan lugunya berharap program ini akan sukses. Ada beberapa hal yang menyebabkan Transjakarta tidak berhasil mengatasi kemacetan Jakarta, yaitu :

  1. Tidak ada integrasi rute Transjakarta dengan rute bus kota reguler lainya. Jalur yang dilalui Transjakarta dibiarkan bertumpang tinding dengan rute bus kota reguler sehingga pemakaian ruas jalan tidak efisien. Tidak dilakukan pengaturan ulang rute bus/ kopaja/metromini/angkot dengan rute transjakarta sehingga tidak saling mendukung satu sama lain
  2. Tidak ada fasilitas resmi yang aman untuk memarkir kendaraan dan naik Transjakarta. Banyak pengendara mobil yang sebenarnya ingin beralih menggunakan Transjakarta namun karena tidak adanya tempat parkir resmi yang aman untuk meninggalkan mobil maka hal ini batal dilaksanakan
  3. Tidak ada manajemen armada yang baik di saat-saat jam sibuk. Penambahan armada saat jam sibuk (berangkat kantor, makan siang dan pulang kantor) masih belum maksimal. Antrian yang cukup panjang dan sulitnya untuk dapat masuk Transjakarta, membatalkan niat sebagian besar orang (yang diharapkan beralih dari kendaraan pribadi yang nyaman) untuk menggunakan Transjakarta atau dengan kata lain, tidak terjadi konversi pengguna kendaraan pribadi. Mereka yg saat ini berdesak-desakan di dalam Tranjakarta ialah mereka yang selama ini terbiasa berdesak-desakan di dalam bus reguler
  4. Pembangunan jalur busway tidak diikuti dengan studi kelayakan lalu lintas yang baik. Dampak pembangunan jalur busway tidak diikuti dengan pembenahan jalan raya yang benar dan memadai untuk laju lalu lintas jalur tersebut. Sebagai contoh jalur Warung Buncit - Kuningan (Koridor 6), dibeberapa ruas, lebar jalan sudah ditambah menjadi 2-3 lajur sepanjang beberapa kilometer, namun menjelang perempatan Tendean yang bahkan sudah diperlebar menjadi 5 lajur, ada satu dua titik (spot/daerah kecil) yang menjorok ke dalam sehingga terjadi penyempitan hingga praktis hanya bisa dilewati satu lajur yang menyebabkan antrian yang sangat panjang di pagi hari sekitar 2 km dari arah Pejaten yang harus ditempuh dalam waktu 30-40 menit. Semua pelebaran jalan tidak ada artinya jika masih ada titik sumbatan. Dibutuhkan sarjana teknik berkualitas untuk dapat mengerti konsep teori antrian/bottleneck
  5. Pembangunan jalur busway dibeberapa tempat menghilangkan pembatas jalur lambat. Karena jalanan yang sempit juga dipaksakan untuk jalur busway, maka terpaksa jalur lambat ditiadakan. Akibatnya bus reguler, sepeda motor dan mobil bersatu padu dalam lajur yang tersisa. Hal ini menjadi buruk karena para sopir bus reguler yang kesadaran berlalu lintasnya tidak setinggi setoran yang harus dikejarnya dengan bebas berpindah jalur dari kiri ke kanan ke kiri untuk mengambil penumpang, menyalip bus yang lain, bahkan ikut masuk lajur busway, lalu dengan tanpa bersalah berpindah lagi ke kiri untuk menaikkan penumpang selanjutnya. Tentunya para sopir ini sama sekali tidak perduli dengan kemacetan yang ditimbulkannya

Masih ada banyak hal lagi yang bisa ditingkatkan oleh Pemerintah dan pengelola Transjakarta untuk membuat pelayanannya dapat disetarakan dengan SMRT Singapura atau Skytrain Thailand, namun setidaknya 5 hal diatas harus dibenahi terlebih dahulu agar masalah dasar transjakarta dapat teratasi dan memberikan kontribusi nyata dalam pengurangan kemacetan di Jakarta. Semoga!

Tuesday, December 21, 2010

CATATAN PERJALANAN HAJI 1431H/2010M (Bag 2)

B. HAJI REGULER DAN HAJI PLUS
Perbedaan utama haji reguler dengan haji plus ialah besarnya ONH. Secara umum biaya haji plus minimal 2x biaya haji reguler, atau dengan kata lain biaya untuk satu orang haji plus bisa untuk memberangkatkan dua bahkan tiga haji reguler.
Perbedaan berikutnya ialah masa tunggu sejak mendaftar hingga bisa berangkat, umumnya masa tunggu haji reguler ialah 2-4 tahun tergantung banyaknya peminat di daerah tersebut. Masa tunggu daerah Jawa Timur biasanya cukup lama, mengingat peminat yang cukup banyak. Sedangkan masa tunggu haji plus biasanya berkisar 1-2 tahun saja.
Kemudian perbedaan lain ialah bimbingan ibadah selama di tanah suci. Walaupun disediakan pembimbing ibadah/ustadz, namun karena rasio pembimbing dengan jemaah yang cukup besar sekitar 1: 200-400 bisa dikatakan bahwa haji reguler melaksanakan ibadah di tanah suci secara mandiri baik, kecuali pada saat ritual haji, yaitu 9-13 Dzulhijah, di mana para jemaah dari seluruh dunia melakukan ritual haji seperti mabit, wukuf, melontar jumrah, tawaf dan sai secara terkoordinasi. Berbeda dengan haji plus dimana rasio pembimbing ibadah dengan jemaah sekitar 1 : 50-100, sehingga umumnya seluruh kegiatan ibadah sehari-hari jemaah plus dibimbing dan dikoordinasikan (transportasi dan makan), termasuk jika diperlukan penanganan khusus seperti jemaah-jemaah yang terpisah, sudah tua/sakit yang membutuhkan kursi roda, kesehatan dll. Rombongan jemaah plus biasanya disertai dengan cukup banyak mutawif.
Perbedaan lain yang sangat signifikan ialah jenis dan lokasi akomodasi termasuk penyediaan makan. Selama di Mekah, jemaah reguler akan ditempatkan di apartemen sederhana dengan variasi jarak 1-10 km dari Masjidil Haram, bagi yang apartemennya jauh dari Masjidil Haram biasanya mendapatkan kompensasi uang dari Pemerintah, yaitu selisih harga sewa apartemen. Umumnya 1 kamar apartemen ditempati 4-8 jemaah dan selama di apartemen Mekah tidak disediakan makan, sehingga jemaah harus beli atau memasak sendiri (pemerintah memberikan 1500 riyal/jemaah untuk biaya hidup di Mekah). Sedangkan jemaah plus akan ditempatkan di hotel yang umumnya persis berada di pelataran Masjidil Haram termasuk makan 3x sehari dengan 1 kamar untuk 2, 3, 4 orang sesuai permintaan jemaah.
Di Madinah, jemaah haji reguler akan menginap di hotel yang tidak jauh dari Masjid Nabawi, yaitu sekitar 200-500m dan mendapat makan tiap hari. Sedangkan jemaah plus juga sama, yang berbeda ialah jarak, kelas hotel dan makanan.
Perbedaan terakhir ialah total waktu pelaksanaan haji, jemaah reguler biasanya memakan waktu sekitar 40 hari, sedangkan jemaah plus dapat memilih lama waktu mulai 14 hari (non Arbain) sampai 30 hari. Umumnya semakin singkat waktunya, semakin mahal juga ONH-nya.
Demikianlah perbedaan-perbedaan antara jemaah haji reguler dengan plus, tentunya pilihan jenis haji tergantung pada kebutuhan dan kemampuan masing-masing calon jemaah, asalkan semua niatnya lillahi ta’ala.

Saturday, December 11, 2010

CATATAN PERJALANAN HAJI 1431H/2010M (bag 1)

Bagi setiap muslim yang memenuhi syarat, wajib baginya untuk mengerjakan seluruh rukun Islam, termasuk rukun Islam yang ke lima yaitu melakukan ibadah Haji jika mampu. Hal ini ditegaskan dalam Al Quran firman Allah SWT surat Ali Imran ayat 97:

"... mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam (QS 3:97)"

Sedangkan syarat wajib haji ialah : islam, berakal, baligh, merdeka (bukan budak atau tidak dalam keadaan perang), mampu secara fisik dan finansial.

A. Mampu Finansial

Jikalau mampu secara fisik gampang diukur, maka mampu secara finansial merupakan suatu parameter yang sifatnya relatif. Disebut relatif karena meskipun besarnya ongkos naik haji (ONH) adalah angka absolut, tetapi besarnya angka ONH tersebut memiliki arti yang berbeda bagi setiap orang bahkan bagi orang yang berpenghasilan dan memiliki tabungan yang sama. Hal ini disebabkan skala prioritas setiap orang berbeda-beda sesuai dengan kondisi dan situasi yang dialaminya saat itu, apakah prioritasnya uangnya untuk membeli rumah, membeli kendaraan, biaya sekolah, biaya berobat, modal usaha dan lain sebagainya.

Tentu saja, skala prioritas ini menjadi sangat subjektif karena untuk merubahnya seseorang harus bisa menyusun ulang urutan kebutuhannya atau melakukan kompromi yaitu menurunkan bujet beberapa kebutuhan sehingga alih-alih memenuhinya secara bertahap, maka dengan memilih bujet yang lebih rendah, beberapa kebutuhan dapat dipenuhi sekaligus.

Sebagai ilustrasi ONH untuk tahun 2010 ialah sekitar USD 3500 atau IDR 31.5 juta (1 USD = 9000 IDR) untuk haji reguler dan sekitar USD 6500 – 9500 atau IDR 58.5 juta – 85.5 juta untuk haji plus tergantung paket yang dipilih (kombinasi kamar Double/ Triple/Quad dan jenis hotel).

Lalu siapa yang bisa menentukan seseorang itu mampu secara finansial untuk menunaikan ibadah haji? Menurut saya, jawabannya ada di dalam hati orang itu sendiri, dialah yang sebenarnya tahu bahwa dia mampu atau tidak.

(bersambung)

Saturday, February 28, 2009

Indonesia to Donate US One Million Dollar to Australia Bush Fire

This was the news written in Kompas few days ago. The news paper said that Indonesian President will sent forensic expert and donate one million US dollars to help the victim of Australian bush fire in Ben Digo, Victoria state. It is also said that two Indonesian may be in danger.

Actually, I have nothing against all that, we should always help our neighbor, especially those in needs. However, I was just stunned by the value of funds donated, one million US dollars, that's equal to twelve billion IDR...

Australia is not a poor country and we are not a rich country ourselves. Australian Parliament is not exactly fond of Asian as well. Pauline Hanson, in 1997 formed One Nation party and won almost 23% vote in Queensland Parliament. Her view was that Asians and Aborigin (indigenous Australian) living in Australia should not be treated the same with them. While Australian government and press were busy condemning the accused human rights violation in Timor Timur, they hypocrite-ly ignored what they did to Aborigins, the true owner of Australian land.

We have several natural disasters all over Indonesia that needs help, flood in Central and East Java, earthquake in Talaud, Lapindo is not over yet, people are screaming for the compensations which not yet paid in full. Even in Sabang, now we have hundreds of Rohingya refugees from Burma, and the local NGO and government already run out of moneys to support them.

I just really hope that this one million US dollars donation is worth.

Himbauan Kepada Para Pengendara Motor (Bag 2 - Habis)

(sambungan dari posting sebelumnya)

Oleh karena itu, please deh, tolong hilangkan kebiasaan2 buruk sebagai berikut :

1. Nggak menyalakan lampu di malam hari
Kalau lampu anda mati, tolonglah diganti dulu. Kalau nggak punya uang buat beli lampu, ya jangan dipakai dulu motornya. Bukan apa2, tapi kalau anda nekad naik motor nggak pake lampu, itu artinya anda berpotensi nyusahin orang lain

2. Selonong boy di tikungan
Tolong dong ngerem dulu sebelum masuk persimpangan jalan, lihat kiri-kanan, kalau aman baru deh belok

3. Nyelonong di lampu merah
Sabar dikit dong, semua orang juga buru2

4. Nggak mau berhenti di belakang garis lampu merah
Maunya melipir-melipir ke depan, terus nyelonong deh

5. Melawan arus lalin

6. Nyelonong di antara mobil2 tanpa mau memperhatikan keadaan lalu lintas

7. Nggak mau ngerem, bawaannya nyelonong terus

Sebenarnya saya prihatin kalau melihat kebiasaan2 buruk ini, rasanya rendah banget mental disiplin bangsa kita, nggak heran kalo negara2 tetangga kita sekarang jauh lebih maju. Bagaimanapun juga disiplin lalu lintas mencerminkan akhlak pengendaranya. 

Himbauan kepada Para Pengendara Motor (Bag 1)

Dalam bulan ini sudah dua kali saya melihat terjadinya kecelakaan lalin yang melibatkan pengendara sepeda motor, untungnya kecelakaan tersebut tergolong "ringan".

Dua kejadian tersebut saya lihat utuh dari awal sampai terjadinya tabrakan dan saya bisa melihat secara objektif bahwa penyebab utamanya ialah kebiasaan buruk para pengendara motor.

Contohnya kejadian tadi sore di jalan RS Fatmawati, lalin menuju perempatan RS Fatmawati dari arah Pondok Labu merayap cukup padat, lalu dari gang kecil sebelah kiri jalan ada sepeda motor, sebut saja sepeda motor 1, yang hendak berbelok ke kanan menuju Pondok Labu, semua mobil sudah berhenti untuk memberi jalan namun ada sepeda motor lain, sebut saja sepeda motor 2, yang berada di jalur kanan jalan dengan kebiasaannya tetap saja nyelonong maju. Lalu karena berada di lajur kanan, sepeda motor 2 tentu saja tidak bisa melihat bahwa mobil2 itu telah berhenti karena ada sepeda motor 1 yang hendak memotong jalan berbelok ke kanan. Akibatnya sisi kiri sepeda motor 2 tersenggol sedikit oleh roda sepeda motor 1 dan jatuh ke jalan.

Sudah bisa ditebak siapa yang marah duluan, tentu saja pengendara sepeda motor 2, walaupun sudah jelas dia yang bersalah. Untung saja, yang menyenggol ialah sesama sepeda motor sehingga masih ada rasa bike brotherhood, coba saja yang menyenggol itu pengendara mobil, sudah pasti yang naik mobil yang salah.. 8-)

Sebenarnya, saya tidak mengatakan bahwa pengendara mobil itu selalu lebih tertib dari pada pengendara motor, namun saya cuma ingin menghimbau kepada seluruh pengendara motor agar segera menghilangkan kebiasaan2 buruk mereka demi keselamatan kita semua, baik jasmani, rohani dan finansial.

(bersambung)

Tukeran Blog link Yuk! Tulis alamat Blog mu di Buku Tamu (kolom sebelah kanan) kalau kita sependapat, maka Situs Blog mu akan dicantumkan di halaman ini.