Blog Announcement

Indonesiana - Anything about Indonesia
Gadget and Stuff - Gadget review and opinion
Destination Asia - Travel review

I hope you enjoy the new format...

Saturday, March 8, 2008

Route 66 : PR untuk DepHub/DLLAJR (Bagian 1)

Pernah dengar tentang "Route 66"?

Ini adalah salah satu rute historis jalan raya paling terkenal di US. Rute ini menghubungkan kota Los Angeles di West Coast dengan kota Chicago di East Coast melintasi 8 negara bagian sepanjang hampir 4000 km! (sama dengan 5x jarak Jakarta-Surabaya). Rute ini pertama kali di perkenalkan tahun 1926 dan menjadi sangat populer di masanya, terutama bagi mereka yang tinggal di middle state seperti Kansas, Texas, Oklahoma untuk hijrah ke California. Namun seiring dengan perkembangan jaman dan berkembangnya Interstate Highway di Amerika, rute 66 ini menjadi kurang diminati dan sepi secara perlahan-lahan sampai akhirnya secara resmi ditutup di tahun 1985 (mungkin mirip dengan jalur Jakarta-Bandung lewat Padalarang yang menjadi sepi semenjak Tol Cipularang dibuka).

Kondisi di Asia
Bagaimana dengan negara lain? Memang tidak semua negara maju membuat definisi rute jalan raya dan memberikan nomor, namun beberapa negara di Asia terutama yang maju dalam industri pariwisata melakukan hal ini. Sebagai contoh, Thailand, Malaysia, China, Korea dan Australia (Singapura tidak melakukan ini mungkin karena wilayahnya yang sangat kecil) sudah menerapkan penomoran rute jalan raya antar kota, terutama rute-rute menuju lokasi pariwisata yang hanya dapat ditempuh lewat jalan raya.

Misalnya, rute scenic drive sepanjang Great Ocean Road di negara bagian Victoria, Australia diberi kode B100. Sedangkan dari Bangkok, Thailand untuk menuju Nakhon Ratchasima, kota tempat di selenggarakan SEA Games XXIV 2007 lalu kita harus menempuh rute 1 sampai Saraburi dilanjutkan dengan rute 2 sampai tujuan.

Lalu apa hubungannya semuanya ini dengan DLLAJR?

Sederhana, jawabannya ialah kapan DLLAJR bisa membuat definisi rute jalan raya di Indonesia, terutama jalur antar kota antar propinsi yang bisa dikembangkan ke jalur daerah pariwisata lainnya. Penomoran rute bukanlah berarti mengganti nama jalan dengan nomor, melainkan hanya sebagai tambahan keterangan karena satu rute bisa melewati berbagai (nama) jalan di beberapa kota, apalagi memang di Indonesia tidak lazim memberi nama jalan dengan nomor.

Manfaat
Cukup banyak manfaat dari pendefinisian rute jalan raya, namun manfaat dasarnya ialah memudahkan orang yang mengunakan kendaraan untuk mencari rute terbaik dari satu kota ke kota lainnya tanpa bantuan GPS. Saat ini masih cukup sulit untuk memandu orang untuk menuju Pelabuhan Ratu dari Jakarta, atau menuju Gunung Bromo dari Surabaya, menuju Parapat dari Pekan Baru dst.

Bandingkan dengan petunjuk menuju Nakhon Ratchasima dari Bangkok, hanya dengan dua instruksi setiap orang dapat dengan mudah mencapainya, karena petunjuk rute selalu terpasang di sepanjang jalan dan di setiap persimpangan besar.

Manfaat berikutnya ialah peningkatan industri pariwisata daerah. Dengan dimudahkannya orang untuk menemukan daerah tujuan wisata, maka secara tidak langsung akan memerikan insentif orang untuk berpergian, baik wisatawan lokal maupun orang asing yang tinggal di negara tersebut. Dapat dibayangkan bagaimana wisatawan (terutama orang asing) enggan untuk bertanya-tanya arah di jalan untuk mencapai suatu tujuan wisata.

Penetapan rute tersebut juga membantu perekonomian di sepanjang jalan yang dilaluinya, mulai dari rumah makan, penginapan, sampai toko souvernir. Dengan banyaknya pengunjung yang datang dan berbelanja, maka daerah wisata tersebut akan bertambah maju, sehingga Pemda akan memiliki tambahan pendapatan untuk memperbaiki jalan, memperbaiki lokasi wisata, mempromosikan daerah wisatanya.

Jika dibandingkan dengan Thailand, industri pariwisata di Indonesia masih tertinggal walaupun sebenarnya Indonesia memiliki lebih banyak potensi wisata yang tak kalah bagusnya. Namun pemerintah Indonesia kurang pandai menjual dan tidak memberikan kemudahan yang berorientasi kepada wisatawan. Seolah-olah semua sudah orang tahu bagaimana menuju lokasi tersebut atau bersikap "kalau tidak tahu ya tanya!", atau memang tidak perduli apakah orang lain (selain penduduk setempat) tahu atau tidak.
(sumber foto : internet)

No comments:

Tukeran Blog link Yuk! Tulis alamat Blog mu di Buku Tamu (kolom sebelah kanan) kalau kita sependapat, maka Situs Blog mu akan dicantumkan di halaman ini.